Translate

Wikipedia

Search results

Sunday, 13 September 2015

dongeng 1001 malam

Dahulu kala di sebuah dataran arab, ada sebuah kerajaan yang sangat besar. Kerajaan itu di pimpin oleh seorang raja yang sangat baik dan bijaksana. Hingga pada suatu hari, sang raja yang masih belum memiliki permaisuri itu jatuh cinta dengan seorang wanita yang sangat cantuk rupawan, lalu diapun memutuskan untuk menikahinya dan menjadikanya sebagai permaisuri. Kehidupan sang raja terasa semakin lengkap, dan hari-hari dia lalui dengan penuh kebahagiaan.

Tapi hal tersebut tak berjalan lama, karena pada suatu hari sang raja mengetahui bahwa permaiosurinya telah menghianati kepercayaan cintanya. Permaisuri itu ternyata menduakan cinta sang raja dengan seorang pengawal kerajaan. Menghadapi hal itu, sang raja sangat murka. Kesetiaan yang selama ini dia jaga ternyata di hianati oleh wanita yang paling di cintainya. Dan ahirnya sang raja memutuskan hukuman mati untuk isterinya dan pengawal tersebut.

Tapi kisah itu tidak berahir begitu saja. Ternyata karena penghianatan isterinya, sang raja menjadi sangat dendam dan membenci para wanita. Tapi walau bagaimanapun, sang raja tidak bias hidup dalam kesendirian. Maka dia selalu mencari wanita-wanita cantik, kemudian dia nikahi dan di jadikan isteri. Tapi anehnya, setelah sehari semalam.. dia akan menghukum mati isteri barunya tersebut. Dia beralasan bahwa dengan begitu tak ada lagi permaisuri yang akan menghianatinya.

Sudah hamper ratusan wanita yang menjadi korban dari keegoisan dan dendan sang raja. Tapi para penasehat dan menteri kerajaan tak memiliki keberanian untuk menegur kesalahan sang raja. Hingga para pejabat kerajaan dan rakyat negeri itu selalu di hantui rasa cemas. Takut bila mana suatu saat raja kan melamar anak-anak gadis mereka. Sebuah kebahagiaan yang hanya bertahan sesaat kemudian akan berubah menjadi tangis dan kesedihan karena kematian.

Perilaku sang raja berjalan cukup lama, hingga rakyat semakin di buat gusar oleh tingkah laku raja mereka. Dan jika terus di biarkan, tak tertutup kemungkinan akan terjadi sebuah pemberontakan besar. Dan ternyata hal ini disadari oleh seorang puteri penasehat. Puteri itu sangat cerdas dan pandai. Dia berniat untuk merubah raja dan mengingatkanya pada jalan kebaikan. Dia ingin meyakinkan raja, bahwa masih ada isteri setia di dunia ini. Dan tak semua wanita itu memiliki sifat ingkar.

Diapun kemudian menyampaikan niat tersebut kepada ayahnya. Tentu saja ayahnya sangat keberatan. Dia takut jika nanti puterinya akan berahir sama seperti wanita-wanita lainya, yaitu di hokum mati. Tapi sang puteri coba meyakinkah yahnya bahwa dia pasti dapat menjaga diri. Dan Allah selalu bersama mereka yang memiliki niat yang baik dalam jalan kebenaran.

Ahirnya sang ayah pun mengikuti kehendak puteri semata wayangnya. Walau dengan berat hati, dia pun menikahkan puterinya dengan sang raja. Tentu raja sangat senang, karena puteri tersebut memang memiliki parasyang sangat cantik. Dan pesta pernikahan pun di gelar dengan besar-besaran. Tapi walau terlihat megah, tak tampak wajah ceria yang terlihat. Karena mereka sudah tahu nasib apa yang akan menimpa puteri tersebut. Bahkan suasana pesta terkesan hambar dan menyedihkan.

Ahirnya setelah pesta usai, sang raja pun menyusul sang puteri ke peraduan. Itu adalah malam pertama pernikahan mereka yang membahagiaakan. Ketika sang puteri melihat sang raja telah berada di sampingnya, sang puteripun berkata..
“Wahai suami ku, maukah kau mendengar sebuah kisah yang menarik..”. Tanya sang puetri yang kini sudah menjadi permaisuri.
“Wah.. tentu saja permaisuri ku, aku sangat senang sekali mendengar sebuah cerita..”. jawab sang raja yang memang gemar mendengarkan cerita-cerita yang menarik.

Ahirnya permaisuripun memulai ceritanya, cerita berjalan begitu menarik. Dan sang raja terlihat mendengar cerita itu dengan penuh antusias. Tapi ketika cerita telah sampai pada bagian yang paling seru, sang permaisuri menghentikan ceritanya,,
“Suami ku, malam sudah hamper pagi. Akan ku lanjutkan lagi ceritanya besok malam. Sekarang kita tidur dulu..”. kata permaisuri sambil tersenyum. Dan raja menyetujuinya. Karena serunya kisah yang di ceritakan oleh sang ratu, sang raja selalu merasa penasaran. Hingga dia tidak sabar dan berharap hari segera malam. Dan malam berikutnya sang ratu kembali melanjutkan ceritanya. Ketika cerita yang satu telah usai, dia kembali menyambungnya dengan cerita lain yang lebih seru dan menarik. Hingga membuat sang raja semakin penasaran. Tapi sebagai mana di malam pertama, kisahnya akan terpotong di bagian yang paling seru. Permiasuri sengaja menggantung ahir cerita dan berjanji akan meneruskan di malam berikutnya dengan alas an yang sama.

Tak terasa, ratusan kisah telah di ceritakan oleh sang permaisuri. Dan ratusan malam telah dia lalui bersama sang raja. Dan setelah malam yang ke 1000, maka sang puteri mengahiri kisahnya pada malam yang ke 1001. Dan di malam terahir itu, sang puteri mengingatkan sang raja bahwa apa yang di lakukan oleh sang raja selama ini adalah salah. Dan permaisuri membuktikan, bahwa seorang wanita yang setia itu masih ada, dan tak semua wanita suka ingkar janji.

Mendengar penjelasan isterinya itu, ahirnya sang raja tersadar. Bahwa selama ini dia banyak melakukan kesalahan pada rakyatnya. Dan isterinya yang bijaksana itu rela mengambil resiko dengan mempertaruhkan keselamatan nyawanya demi mengingatkan dia. Dan setelah hari itu, sang raja kembali menjadi raja yang bijak dan adil. Dengan di damping permaisuri yang paling di cintainya, dia memimpin kerajaanya dengan lebih bijaksana. Dan seluruh rakyat sangat berterima kasih dan merasa berhutang budi pada pengorbanan sang puteri. Dan dari 1001 malam yang telah di lewati, maka kisah-kisah itu di kenal dengan cerita 1001 malam.

Sang ayahpun mengahiri ceritanya. Dia melihat Zahra telah terlelap dengan pulas. Sang ayah hanya tersenyum melihatnya. Setelah mengecup dahi anaknya, sang ayah itupun beranjak dari tempat tidur dan berjalan untuk mematikan lampu kamar.
“Serlamat tidur anak ku, semoga mimpi indah..”. kata sang ayah sembari menutup pintu kamar tidur Zahra.

No comments: