Translate

Wikipedia

Search results

Wednesday, 4 February 2015

Dongeng: Kancil dan Harimau

Dongeng Kancil dan Harimau adalah salah satu dongeng yang saya baca waktu kecil, selainDongeng Kancil dan BuayaDongeng ini mengisahkan tentang kecerdikan kancil dalam menghadapi masalah. Kisah di dalamnya mengandung pelajaran yang sangat berharga, bahwa tubuh yang besar tidak serta merta membuat menjadi pemenang. Sementara, tubuh yang kecil bisa saja menjadi pemenang dengan mengandalkan kekuatan akal dan strategi. Selamat membaca ^^

Dongeng Kancil dan Harimau

Suatu siang, Kancil merasa sangat haus karena cuaca siang itu sangat panas. Kancil pun mencari-cari sungai untuk meminum airnya. Ia berjalan-jalan, dan akhirnya menemukan sungai kecil di luar hutan yang agak terbuka—tempat padang ilalang serta savana tumbuh. 

“Segar,” tukas Kancil saat meneguk air sungai yang nikmat. Beberapa kali Kancil meneguk air sungai tersebut sampai perutnya kembung. 

Di saat bersamaan, seekor Harimau tengah memperhatikan Kancil dari balik semak belukar. Begitu pandainya Harimau bersembunyi di sana supaya tidak sampai terlihat oleh Kancil. 

“Hohoho… ada makanan enak di depan mata,” batin Harimau, seraya mempersiapkan kuku-kukunya yang lancip dan taring yang tajam untuk menerjang Kancil. 

Lama ia memperhatikan Kancil, sampai hewan kecil itu lengah. Begitu Kancil lengah, Harimau tidak membuang-buang kesempatan. Ia langsung menerjang Kancil. 

Ketika menerjang Kancil, di sungai tampak bayangan Harimau. Dengan demikian, Kancil sempat menghindari terjangan Harimau. Namun, Harimau itu sangatlah kelaparan sehingga langsung menyerang Kancil tanpa peduli apapun. Sementara, Kancil berusaha menghindari serangan yang dilakukan Harimau, sampai akhirnya ia terjepit pada sebatang pohon. Dasarnya cerdik, Kancil mencoba untuk tenang dan tidak panik. Pikirannya cepat mencari akal untuk mengelabui Harimau. 

“Baiklah, aku sudah terjebak di sini, tapi bolehkah aku mengatakan satu hal?” kata Kancil.

“Apakah kamu mau mengatakan supaya aku tidak memakanmu? Tidak! Aku akan tetap memakanmu!” tegas Harimau. 

“Bukan, aku hanya ingin mengatakan kalau di belakangmu, ada seekor Harimau yang jauh lebih besar dan lebih kuat ingin menerkammu.”

Sontak Harimau langsung menengok. Tapi, ketika ia menengok, tidak ditemukan satu Harimau pun. Harimau langsung menengok kembali kepada Kancil. “Kamu coba-coba mengelabuiku ya?”

“Tidak, aku tidak mengelabuimu. Ia memang di sana,” kata Kancil sambil menunjukkan ke arah sungai. Lalu, Kancil berjalan ke arah sungai untuk menunjukkan kepada Harimau.

“Di mana ia, biar kuterkam ia terlebih dulu, baru kumakan kamu!” geram Harimau.

Sesampainya di pinggir sungai, Kancil menyuruh Harimau untuk maju dan melihat ke air. “Lihat kan, Harimau itu ada di sana tengah memperhatikanmu,” kata Kancil.

Melihat bayangannya sendiri di air, Harimau jengkel. Ia tidak tahu kalau itu adalah bayangannya yang mengikutinya ke manapun—ke kanan, ke kiri. Saking jengkelnya, Harimau langsung menerkam bayangannya di dalam air, sehingga Harimau langsung tercebur ke dalam sungai dan hanyut.

“Tolonggg… tolonggg… tolonggg…” teriak Harimau.

Namun, Kancil diam saja melihat Harimau berteriak-teriak, tenggelam, lalu mati. Ia bersyukur atas karunia kecerdikannya yang bisa menyelamatkan nyawanya. Jika tidak, mungkin ia sudah mati hari ini. Lalu, Kancil kembali masuk ke sungai untuk melanjutkan perjalanannya.[]

No comments: